LIPUTAN9.ORG - Jokowi minta MenPAN RB selesaikan masalah honorer, menurut Anas bagai makan buah simalakama, akankah diangkat semua jadi ASN?Benarkah bagai buah simalakama dengan angkat ASN? Dapatkan jawabannya di sini, karena Jokowi telah minta MenPAN RB, Abdullah Azwar Anas untuk selesaikan honorer.
MenPAN RB, Anas menanggapi isu honorer, bagai makan buah simalakama dengan angkat semua jadi ASN, dimana saat ini Jokowi minta penanganan terbaik.
Jokowi minta MenPAN RB, Anas dalam rapat APPSI di Balikpapan, untuk dapat bereskan honorer walau makan simalakama, tetap perlu jalan tengah sebagai ASN.
Solusi bagi honorer diiminta Jokowi kepada MenPAN RB, Anas, yang jelaskan saat rapat koordinasi APKASI, bagai makan buah simalakama untuk angkat jadi ASN.
Dengan demikian Anas pun menggodoknya dengan matang, bersama dengan seluruh pemda, kementerian terkait di pusat, DPR dan DPD.
Semua pihak yang terlibat diajak koordinasi, tak luput bersama dengan APKASI, BKN, APPSI, dan APEKSI juga diminta masukan.
Banyak sekali usulan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga semua bisa menjadi rumusan keputusan yang diambil.
Dalam rapat koordinasi bersama APKASI, Anas menyampaikan tiga opsi, antara lain:
1. Honorer diberhentikan seluruhnya
2. Honorer diangkat seluruhnya menjadi ASN
3. Honorer diangkat seluruhnya menjadi ASN dengan prioritas
Dalam pembicaraannya, untuk opsi satu tidak mungkin karena jika hal itu dilakukan maka daerah-daerah akan kolaps.
Dimana ribuan sekolah dan puskesmas tidak dapat beroperasi, karena sebagian besar diisi oleh tenaga honorer.
Tinggal pilihan opsi dua dan tiga, tentu opsi dua bisa menjadi pilihan paling baik bagi honorer.
Hal itulah yang diinginkan oleh honorer dalam unjuk rasa atau demo yang dilakukan kepada pemerintah beberapa waktu lalu.
Namun pemerintah juga perlu melihat kekuatan anggaran, dimana jika hal itu dimungkinkan pasti akan dilakukan.
Ternyata juga kemampuan para honorer masih di bawah passing grade, sehingga pemerintah juga perlu memiliki saringan untuk ini.
Agar tidak membebani terlalu berat, maka perlu ada sedikit penyaringan sehingga antara hak dan tanggung jawab menjadi berimbang.
Masalah yang pelik terhadap honorer ini, mendorong Presiden menegaskan kepada MenPAN RB.
Dilansir Klik Pendidikan melalui rapat APPSI pada Kamis, 23 Februari 2023, Jokowi berkata demikian.
“… yang terakhir kemarin Pak ketua APPSI menanyakan mengenai urusan tenaga honorer, ‘Betul Pak?’ yang di beberapa provinsi kabupaten dan kota masih banyak. Tadi pagi saya gabung ke MenPAN RB, bahwa urusan itu masih digodok, tetapi saya minta agar dicarikan jalan tengah yang baik,” ujar Jokowi.
Jokowi mengetahui bahwa jumlah honorer di provinsi masih ribuan dan di kabupaten kota juga ratusan.
Sehingga angka-angka itulah yang perlu dipikirkan bersama-sama oleh pemerintah.
Di lain sisi, Anas mengakui ternyata menjadi MenPAN RB bagai makan buah simalakama, memiliki tugas yang berat.
Hal ini karena nasib sekian juta rakyat ada pada keputusan yang akan diambilnya.
Arti dari bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati merupakan peribahasa yang menggambarkan situasi sulit seseorang.
Dilansir Klik Pendidikan melalui Channel YouTube APKASI Official, MenPAN RB, Abdullah Azwar Anas berkata demikian.
“Hari ini saya ingin menyampaikan peta masalah, saya langsung kerutkan kening Pak Sarman, uh berat amat jadi MenPAN RB, saya ini jadi simalakama ini,” kata Anas.
Demikian diakui bahwa keputusan yang akan diambil bagi banyaknya tenaga honorer di seluruh Indonesia bukanlah persoalan mudah.
Anas menegaskan kembali di depan awak media, menanggapi perhatian Jokowi mengenai honorer.
“Sebenarnya per 2018, sisa tenaga honorer hanya sekitar 444.687 orang, yang disebut sebagai Tenaga Honorer Kategori II/THK 2. Jumlah itulah yang seharusnya dituntaskan penataannya, karena sejak 2018, semua instansi pemerintah dilarang lagi mengangkat tenaga non-ASN dan diberi waktu paling lama lima tahun untuk menyelesaikan penataanya, sampai dengan November 2023. Namun, karena berbagai dinamika dan kebutuhan pelayanan, pengangkatan tenaga non-ASN masih dilakukan,” sambungnya.
Demikian ditegaskan bahwa sebanyak 444.687 honorer berpeluang untuk diangkat seluruhnya jadi ASN 2023.***
Sumber : www.klikpendidikan.id