LIPUTAN9.ORG - Sekolah tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan akan dilaksanakan pada Januari 2021. Hal ini pun menimbulkan pro dan kontra. Baik dari sisi pendidikan dan juga kesehatan.
Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim meminta, agar seluruh kepala daerah tidak tergesa-gesa untuk melakukan pembukaan sekolah. Bahkan, dia meminta hal tersebut bisa dilakukan apabila ada kepastian vaksin Covid-19 yang efektif.
“Sekolah jangan dulu dibuka secara nasional, sampai vaksin Covid-19 sudah diproduksi, melalui semua tahapan uji coba, dan terbukti aman dan halal. Setelah prasyarat ini tercukupi, barulah sekolah bisa dibuka secara nasional bertahap,” ungkapnya
Oleh karena itu, sebaiknya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini diteruskan sampai dengan akhir tahun ajaran baru 2020/2021. Artinya, PJJ ini akan dilaksanakan sampai Juli 2021 dengan perbaikan pelayanan dari seluruh pemangku kepentingan.
Hal ini senada dengan pernyataan Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat yang juga sepakat atas usul Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar pembelajaran tatap muka di sekolah digelar setelah dilakukan vaksinasi COVID-19. Vaksinasi, tak hanya diberikan kepada guru, tetapi juga kepada siswa. Vaksinasi bisa dilakukan dengan catatan vaksin yang diberikan pun harus dijamin keamanannya.
"Kebijakan belajar tatap muka ini dapat dilakukan oleh semua pihak, jika para siswa dan guru sudah dilakukan suntik vaksin. Tujuannya agar kita bisa menghadirkan pencegahan maksimal kepada peserta didik dan guru dari keterpaparan corona," jelas Ketua FAGI Jabar Iwan Hermawan, Jumat (4/12/2020).
Menurut dia, potensi anak dan guru terpapar virus corona cukup tinggi. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan bahwa dari sembilan orang ada satu anak reaktif COVID.
Kebanyakan anak-anak yang positif Covid-19 berstatus orang tanpa gejala. Namun beberapa kasus juga ada yang bergejala hingga masuk ruang ICU. Tak hanya siswa, juga banyak guru di beberapa sekolah yang terpapar covid 19 karena setelah melaksanakan PTM.
"Tentu realitas ini jangan dianggap sepele para orang tua. Bukan untuk menakuti, tapi benar-benar menyiapkan protokol kesehatan dan kebutuhan khusus anak lainnya," kata dia.
Diakui dia, penerapan pembelajaran jarak jauh selama sembilan bulan ini memang menjadi masalah terberat. Terutama soal komunikasi yang kurang efektif antara anak, orang tua dan guru. "Sebenarnya kalau terjalin baik di PJJ, akan sangat menolong menyegarkan belajar anak dari rumah. Apalagi sekarang guru dan siswa susah masuk masa jenuh," tambah dia.
Artikel ini tayang di LIPUTAN9.ORG dengan judul BUNDA , Sekolah Tatap Muka Dibuka Jika Siswa Dan Guru Telah Di Vaksin Covid 19, Simak Selengkapnya